Pages

Rabu, 16 November 2011

Kaya Berkah


Kaya Berkah
Siapun bisa menjadi orang kaya.  Orang yang muda bisa kaya apalagi yang tua. Orang kampung bisa kaya. Sarjana atau tidak sarjana juga bisa kaya. Orang beriman bisa kaya. Orang atheis sekalipun bisa juga kaya.
Sang Maha Kaya akan memberikan harta kepada mereka yang mau bekerja keras dan cerdas, inovatif, produktif, solutif dan memiliki expertise (keahlian) yang jarang dimiliki orang.  Lihatlah daftar orang-orang kaya di dunia pasti memiliki ciri-ciri yang saya sebutkan. Tak perlu bermimpi menjadi orang terkaya di dunia, menjadi salah satu orang kaya di Indonesia atau di propinsi Anda tinggalpun sudah hebat.
Hidup kaya raya dan mati masuk surga tertinggi merupakan impian banyak orang, termasuk saya. Kekayaan yang bisa mengantarkan kita ke surga tentu yang diperoleh dengan cara yang sah dan tidak melanggar aturan agama. Kekayaan yang diperoleh menjadi berkah, menenangkan hati, membahagiakan keluarga dan menjauhkan dari  fitnah dunia.
Agar harta kita semakin bertambah dan berkah, mari kita selalu melibatkan Allah dalam semua aktivitas kita. Caranya, selain melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan kekayaan secara rasional dan bisa diterima nalar, kita juga perlu melakukan amalan yang memang diperintahkan oleh Sang Maha Kaya. Banyak hal yang menurut-Nya bisa mendatangkan rezeki dan kekayaan.
Beberapa diantara yang bisa mendatangkan rezeki adalah: menjalin silaturahmi, berbakti dan membahagaikan orang tua, sholat dhuha dan memperbanyak sedekah.  Bila selama ini kita kesulitan rezeki cobalah tanyakan pada diri kita, “Apakah saya sudah rajin bersilaturahmi? Apakah saya silaturahmi hanya saat lebaran atau liburan saja?”
Lanjutkan dengan pertanyaan, “Apakah hubungan dengan orang tua (termasuk mertua, bagi yang sudah menikah) berjalan baik dan sehat?  Apakah saya sudah memberi yang terbaik buat orang tua saya? Apakah orang tua saya sudah bangga dengan prestasi-prestasi saya?”
Cobalah bertanya juga, “Apakah saya sudah mengerjakan sholat dhuha minimal empat rakaat rutin seperti mengerjakan sholat wajib? Berapa banyak sedekah yang sudah saya keluarkan? Apakah sedekah yang saya keluarkan hanya sisa-sisa penghasilan atau memang sudah saya alokasikan secara terencana?
Tak cukup hanya berhenti bertanya tetapi juga setelah itu beraksilah. Sang Maha Kaya tak pernah tidur. Sang Maha Kaya tak pernah ingkar janji…
Salam SuksesMulia!

Selasa, 15 November 2011

strategi marketing peesonal selling

PERSONAL SELLING

Strategi Marketing sebagai wujud Konsep pemasaran yang strategic dan termanage dengan baik tentu selalu beorientasi pada pemuasan pasar yang jangka panjang, sehingga sebuah kesalahan besar jika tugas dan beban seorang sales marketing hanya bagaimana mampu menjual atau menghasilkan penjualan, karena menghasilkan penjualan hanya sebuah proses awal dalam konsep perencanaan pemasaran. Pokok perencaaan pemasaran dalam proses awalpun sebenarnya adalah bagaimana seorang pemasar atau sales marketing mampu “meningkatkan” penjualan, sehingga tidak hanya menjual namun “meningkatkan”, karena harapannya di tengah persaingan yang tinggi maka perusahaan tetap mampu eksis dan survive terhadap dampak-dampak persaingan. Harapan globalnya adalah terpuaskannya pelanggan dan perusahaan itu sendiri. Meningkatkan secara kualitatif, adalah memastikan bahwa pelanggan merupakan pelanggan yang potensial untuk dan berpeluang melakukan pembelian-pembelian pada waktu-waktu berikutnya. Meningkatkan secara kuantitatif, maka memastikan bahwa secara kuantitatif dan statistic bahwa terjadi peningkatan terhadap omset, variasi pembeli, distibusi pembelian. Semua pemikiran saya di atas, sebagai bentuk pemahaman awal bahwa ada bagian yang terpenting dalam pemasaran atau dalam konsep stategi marketing umum yaitu, pentingnya Personal Selling.

Personal Selling
William G. Nickels mendifinisikan personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu, muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Hirarki nya : Marketing mix –> Promotion Mix –> Personal Selling Menurut saya pribadi (Ipan Pranashakti), Personal selling sebagai sub-elemen promosi , mempunyai dampak sangat berbeda dengan sub elemen promosi lain misal bombardir periklanan di media masa, atau dengan kegiatan promosi visual dan display lainnya yang bersifat publikasi.

Personal selling lebih unggul dalam beberapa nilai, yaitu:
1. Personal selling memacu perusahaan untuk lebih mengenal pelanggan secara langsung, sehingga berdampak pada terkumpulnya informasi motif pembelian, keinginan-keinginan lain. Personal selling dapat lebih efektif karena unsur-unsur pemasar sekaligus perusahaan menjadi sangat tahu akan reaksi pelanggan dengan begitu cepat karena unsur-unsur
pemasar dapat melakukan interaksi langsung.

2. Personal selling dapat memacu unsur- unsur pemasar memgatahui pola dan proses pembelian yang sedang bergejolak dan trend, misal banyaknya pelanggan yang menginginkan pembelian dengan kredit, keinginan pelanggan membeli dengan proses sample dahulu, keinginan pelanggan atau calon pelanggan yang suka dengan diskon atau bonus lainnya Sehingga dengan konsep dan strategi marketing aplikatif yang menjadikan Personal Selling sebagai salah satu strategi andalan maka menguntungkan perusahaan terutama dalam beberapa hal:
1. Memudahkan dalam analisa pasar secara akurat
2. Memudahkan dalam memetakan potensi pasar
3. Memudahkan dalam menjawab secara langsung akan beragamnya keinginan pasar
4. Memudahkan mendapatkan informasi reaksi pasar terhadap produk /layanan
dari pesaing
5. Mendefinsikan masalah di lapangan, sekaligus mencari solusi pengatasan nya secara langsung
6. MEmbangun persepsi masyarakat, dengan mengciptakan standar layanan pemasar, misal keramahan, kedekatan fisik, kepedulian social, performance dan penampilan
7. Mempertahankan pelanggan secara komunikasi dua arah untuk tujuan awal meingkatkan penjualan

Namun implementasi Personal selling dalan strategi marketing mempunyai dampak dalam anggaran operasional antara lain: Jika pelanggan dan target pemasaran sangat luas Perlu proses seleksi yang panjang dan teruji secara sistem yang mendalam untuk mendapatkan SDM yang handal dalam personal selling, sehingga perlu alokasi anggaran khusus

sumber: Ipan Pranashakti KIP

Diberdayakan oleh Blogger.